Ya Nabi salamualaika,
Ya Rasul sallam alaika,
Yaa Habib salam alaika,
Solawatullah alaika.
Ya Nabi salamualaika,
Ya Rasul sallam alaika,
Yaa Habib salam alaika,
Solawatullah alaika.
YA Rasul kau bawa cahaya,
Menyinari alam buana,
Bumi tandus subur kembali,
Rasa gembira di hati.
Lahirmu membawa rahmat,
Memimpin kejalan selamat,Akhlak mu yang sungguh memikat,
Contoh buat seluruh umat.
Mulianya pengorbanan mu,
Kebaikan yang kau seru,
Mulyanya pengorbananmu
Kebaikan yang kau seru
Biarpun halangan menimpa,
Namun dirimu tetap tabah,
Biarpun halangan menimpa,
Namun dirimu tetap tabah.
Ya Muhammad yang berjasa
Quran dan sunnah lah pusaka
Menjadi panduan manusia
Untuk hidup aman dan sentosa
Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Teladan dalam Mencari Pemimpin Bangsa
Hari itu, di tahun gajah
Bulan Rabiul Awal hari kedua belas
Semesta beryukur kepada Tuhan
Atas turunnya seseorang
Tak hanya rasul, ialah pemimpin atas segala makhluk Tuhan
Pembawa rahmat dan berkah
Pengiring cahaya Ilahi menuju kedamaian abadi
Pembawa nurulhuda dari lauhulmahfudz
Penyampai pesan nan mulia
Ialah jiwa yang suci, Rasulullah Muhammad Saw.
Sosok
pribadi yang dianggap memiliki “kesempurnaan” atas manusia adalah orang
yang memiliki kedudukan paripurna. Kedudukan yang tak hanya sebatas
dunia, namun tentu akhirat yang abadi. Tentulah ia Nabi Muhammad Saw.
Untuk mencari pemimpin negeri ini, setidaknya kriteria yang cocok memiliki kepribadian yang sedikit cela, namun taat kepada sang pencipta. Tentulah panutan itu diakui oleh seluruh rakyat, muslim atau bukan, kaya atau miskin, pejabat atau pengusaha semua rakyat sepakat. Contoh yang harus kita lihat adalah Rasulullah Saw. Seperti apakah Muhammad leadership style itu? Mari kita lihat penjabaran berikut.
Sebagai
seorang rasul, Muhammad Saw. Tentu dibimbing oleh wahyu. Setiap
perbuatannya tentu tidak menyalahi syariat. Kepemimpinannya menjadi
pelindung bagi orang yang lemah dan penyokong orang yang kuat. Ucapannya
menyejukkan umat,
bahkan hingga kini. Di saat ia memimpin salat, kekhusyukan akan terasa.
Bahkan, tak hanya saat salat, saat memimpin seluruh jazirah arab, ia
mampu menjadi pendamai suku-suku yang berselisih, dan menjadi penasihat
bagi orang yang meminta petunjuk, ia mampu untuk memberikan pemahaman
terkait sesuatu yang sulit, dan penjelas dari suatu keraguan. Ia menjadi pemimpin dan mampu menjalankannya. Mari kita tengok saat-saat kini, di Indonesia contohnya. Masih banyak pemimpin yang tak mampu menjalankan amanah. Bahkan, mereka bukan dari golongan nonmuslim, justru bagian muslim itu sendiri. So, what’s wrong about the Muhammad leadership?
Tentu bukan Nabi Muhammad yang salah, mereka yang salah dalam
mengamalkan ajarannya. Inilah yang harus diperhatikan setiap manusia,
karena pada hakikatnya juga manusia sebagai pemimpin bagi dirinya
sendiri.
Pemimpin
adalah manusia yang diberikan amanah untuk memimpin segolongan orang
yang lain, yang mampu memberi petunjuk bagi orang lain, dalam islam
sering disebut sebagai khalifah. Lebih lagi saat ini, Indonesia sedang
dalam mencari pemimpin ideal dalam menahkodai Indonesia beberapa tahun
mendatang. Tahun 2014 pun menjadi puncaknya. Bagaimana syarat seorang
pemimpin dalam sudut pandang islam? Mampukah dalam menjaring pemimpin nasional yang berkualitas? Inilah jawabannya.
Sikap Nabi Muhammad Saw. dalam Muhammad leadership style, sering kita sebut dengan FAST. Apakah itu FAST?
1. Fathanah (cerdas)
Kecerdasan bagi seorang pemimpin amat diperlukan. Karena
dengan kecerdasan, dapat menuntaskan berbagai problematika yang ada.
Dahulu, bangsa Arab adalah bangsa yang bodoh (Jahilliyah), namun setelah
kedatangan cahaya islam, masyarakat Arab dapat menjadi lebih beradab
dalam tindakannya. Tentu, kata cerdas yang dimaksud tak hanya di atas
kertas, namun juga meliputi segala tindakannya, perbuatannya,
ucapannya, hingga kebijakannya. Sebagai pemimpin yang cerdas, tentulah
akan membuat segala kebijakannya diterima oleh rakyatnya karena mampu
memberi jalan tengah dari masalah yang ada. Sikap cerdas inilah yang
dibutuhkan oleh pemimpin masa kini agar masalah dapat selesai dengan
cepat dan tepat.
2. Amanah (dapat dipercaya)
Pemimpin
pastilah orang yang dipercaya oleh masyarakat yang dipimpinnya.
Rasulullah dipercaya tidak hanya dari manusia saja, Allah pula yang
memercayainya sebagai pengantar bagi ajaran islam yang mulia ini. Tentu tak heran bila ia memperoleh gelar Al Amin.
Sikap ini pula yang harus dimiliki oleh pemimpin masa kini, karena
pemimpin yang dipercaya oleh rakyatnya tentu akan mudah dalam
menjalankan kebijakan yang bermanfaat bagi khalayak. Ketika seorang
pemimpin dapat dipercaya oleh yang dipimpin, maka kepemimpinannya dapat
berjalan dengan lancar. Kepercayaan yang diperoleh tentu tak boleh jika
diselewengkan. Inilah tantangan bagi pemimpin bangsa ini di masa kini
dan yang akan datang. Oleh karena itu, marilah kita mempercayai pemimpin
kita di saat ini agar negeri kita dapat berjalan dengan lancar.
3. Shiddiq (jujur)
Sifat
jujur mutlak harus dimiliki setiap manusia, karena dengan kejujuran
maka kepercayaan dapat diraih. Nabi Muhammad Saw. Selalu berkata jujur,
maka kita sebagai umatnya harus pula berkata jujur. Lebih lagi bagi
seorang pemimpin, jika ia membohongi yang dipimpin, tentu kepercayaan
akan sirna baginya. Kemuliaan seseorang didapat dari kejujurannya,
begitu kata pepatah. Pemimpin yang jujur akan mendapatkan kemuliaan dari
rakyat yang dipimpinnya. Kebutuhan
akan pemimpin yang jujur di Indonesia pun kini mendesak, karena semakin
banyaknya kasus korupsi oleh para pejabat. Korupsi sendiri terjadi
karena ia tidak jujur kepada dirinya sendiri, rakyat yang dipimpinnya,
dan tentulah kepada Allah Swt.
4. Tabligh (menyampaikan)
Sikap
menyampaikan seorang pemimpin harus dilakukan agar program-programnya
dapat dilakukan. Proses penyampaian program kepemimpinan harus dilakukan
dengan komunikasi yang baik, agar dapat dipercayai dan dijalankan
dengan baik. Sifat tabligh ini harus dimiliki pemimpin agar rakyat yang dipimpin mengetahui secara jelas apa kelebihan dan kekurangan pemimpin tersebut. Sifat tabligh ini pun mengharuskan transparansi dari pemimpin, sehingga tidak ada rakyat yang dikecewakan oleh sang pemimpin.
Inilah
kira-kira syarat mutlak bagi pemimpin Indonesia di masa yang akan
datang. Selain tentunya ia memiliki pengamalan yang taat pada pancasila
sebagai dasar fondasi Negara. Semoga kita dapat menyontoh Muhammad leadership style yang tentunya akan memberikan manfaat yang amat besar. Karena, sekali lagi kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri.
Selamat maulid Nabi Muhammad Saw., semoga kita dapat meneladani teladan mulianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar